Debat Publik Pilkada Bondowoso, ini janji paslon nomer 2 Dafir - Dayat kepada petani?

BONDOWOSO - segala macam cara yang dilkukan oleh para kandidat terlebih Calon Bupati Bondowoso nomer urut 2, H. Ahmad Dafir, S. Ap ia memiliki cara yang sangat efektif untuk menyelamatkan petani ketika mereka mengalami gagal panen. Kelak jika ia terpilih sebagai Bupati bersama wakilnya, Hidayat, ia menjanjikan sesuatu yang mudah direalisasikan namun memiliki dampak yang luar biasa bagi perekonomian para petani. Janji yang disampaikan dalam debat kandidat di ballroom Ijen View itu adalah mengasuransikan produk tanaman petani. Hal itu berarti bahwa para petani tidak akan mengalami kerugian apabila terjadi gagal panen para pertanian mereka karena mereka akan mendapatkan ganti rugi melalui program asuransi itu.

Janji sang calon pemimpin itu begitu gegap gempita dan mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat. Menurut Dafir, asuransi produk tanaman pertanian itu merupakan salah satu bagian dari pemberdayaan sebagaiman tertuang dalam sebuah visi misi Dafir Dayat yakni terwujudnya masyarakat yang beriman, berdaya dan bermartabat. “Masyarakat kita itu rata rata masyarakat petani. Kita ingin pertanian ini nantinya mampu mendongkrak perekonomian, untuk itu kita ingin menjaga kualitas produksi, kita ingin mengasuransikan tanaman pertanian, kemudian kita ingin mencetak lahan pertanian baru,” katanya.

Dafir juga menjelaskan, Kondisi lahan pertanian di Bondowoso lebih didominasi oleh lahan yang mengandalkan air hujan dibandingkan dengan lahan persawahan. Lahan yang mengandalkan tadah hujan itu mencapai sekitar 39 ribu hektar, sedangkan lahan persawahan sekitar 26 ribu hektar. “Dengan kondisi tersebut kata dia, harus ada rekayasa pertanian agar masyarakat petani mampu mengelola pertanian mereka lebih baik,” terangnya.

Selain itu, Dafir mengaku tidak cukup jika hanya mengandalkan sector pertanian. Hal yang juga penting untuk ditangani adalah masalah produksi. Maka upaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan menyiapkaan pasar bagi pelaku UMKM. Sekaligus mendorong 38 ribu UMKM di Bondowoso.

“Sehingga seperti yang kita sampaikan dalam debat publik pertama yakni ada skala prioritas, pertama pertanian, industri, dan pariwisata,” urainya.

Pariwisata sendiri menjadi pasar yang bisa dikelola untuk masyarakat yang sekaligus meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) melalui retribusi para wisatawan. Belum lagi, multiplier effect yang akan diterima oleh masyarakat Bondowoso.

Selain itu, kata Dafir, tak kalah pentingnya juga adalah menyiapkan ekonomi kreatif. “Mereka anak anak muda, juga kita siapkan pasar online. Kita juga akan memfasilitasi itu agar ekonomi kreatif itu juga mampu mendongkrak ekonomi masyarakat,” katanya.

Saat ini, kata dia, geliat pertumbuan dan perkembangan ekonomi di sejumlah Kecamatan di Bondowoso mulai bergerak cepat. Meski perputaran ekonomi di Bondowoso masih ada yang keluar daerah Kabupaten Bondowoso semisal Jember dan Situbondo, namun pemerintah terus berupaya agar ekonomi bertumpu di Bondowoso dengan cara menggerakkan pasar penyangga.

“Harus ada perbaikan-perbaikan pasar di Kecamatan Penyangga semisal Kecamatan Tamanan, Kecamatan Cermee, Maesan, Wringin dan juga Prajekan. Namun hal itu tetap berkutat pada pasar tradisional untuk menyangga arus barang agar tidak keluar dari Bondowoso. “Kalau dulu kan orang Cermee jual barangnya ka ke Situbondo, Tamanan jual barangnya ke Kalisat, Jember dan Maesan ke Arjasa Jember. Paling tidak dalam hal pertanian,' tandasnya. (Jamharir)


No comments:

Write a Comment


Top