Magister Perawat Jadi Peracik Kopi

PILIH : Setiyo Adi Nugroho magister keperawatan ini memilih menjadi seorang peracik kopi.

Bergelar S2 (Magister) Keperawatan medical bedah tak membuat Setiyo Adi Nugroho (30) terlalu lama jatuh dan berkecimpung di dunia medis yang dipelajarinya selama bertahun-tahun. Sulitnya mencari lapangan pekerjaan membuatnya menjatuhkan pilihan untuk berwirausaha dan menjadi seorang peracik nusantara.
Berawal dari realita betapa sulitnya berkarir di dunia medis. Setiyo Adi Nugroho (30) warga Triwung Kidul, Kota Probolinggo memutuskan untuk menentukan pilihan. Pilihan hidup yang diambil untuk menghidupi seorang istri dan 3 orang anak yang terus tumbuh.
Sempat menjadi salah seorang dosen disalah satu sekolah tinggi ilmu kesehatan (Stikes) swasta di kabupaten Probolinggo, Penghasilannya dinilai tak mencukupi untuk.memenuhi kebutuhan dapur. Akhirnya dia memutuskan untuk berhenti dan nekat mengajukan pinjaman kepada bank untuk membuka usaha yang dinamakannya kedai Putri Lingga. Usaha yang boleh dikatakan jauh dari profesinya yang seharusnya berkutat dengan merawat pasien dan mendidik tenaga perawat profesional.
"Hidup itu pilihan, kalau disuruh memilih pastilah seseorang akan memilih yang terbaik. Dikala seorang magister keperawatan tak dihargai, jalan sebagai penjual dan peracik kopi pun tak masalah, yang penting tidak mati gaya," ungkapnya ditemui di tempat usaha kopi nusantara miliknya di desa Triwung Kidul, Kota Probolinggo, Kamis (28/9) kemarin.
Usaha yang dirintis sejak tahun 2016 nya ini, diakuinya sebagai usaha yang pasang surut. Dikatakannya pasang saat banyak penikmat kopi sejati yang menjadi langganannya terus memenuhi setiap meja dan kursi yang ada di kedainya. "Kalau surut ya saat para penikmat kopi nusantara mulai berkurang, karena hadirnya kopi instan dalam kemasan yang patut dipertanyakan takaran kopi murninya," ujarnya.
Disebutkan Setyo, kopi nusantara yang murni itu ada 21 jenisnya mulai dari kopi Aceh Gayo, Lampung Robusta, Toraja Malino, Toraja Kalosi, adalah beberapa jenis kopi original nusantara yang apabila diolah dan diracik secara benar akan menghasilkan cita rasa kopi yang terbaik, "Cita rasa ini yang terkadang dianggap sama dengan kopi dalam kemasan kebanyakan, dan tentu itu salah besar," katanya.
Setidaknya dalam meracik sebuah kopi original, Setyo menyebut membutuhkan waktu sekitar 3 menit. Itu pun harus diukur takaran dan komposisi kopinya, serta diukur derajat kepanasan air dan tak kalah pentingnya yakni cara penyeduhannya, "Kepuasannya hampir sama dengan memberikan pelayanan terbaik kepada pasien yang sakit, serta mencetak tenaga perawat yang mumpuni, kalau di usaha kopi ini yang penting customer dapat menikmati setiap kopi yang kami racik dan datang lagi keesokan harinya," katanya.
Untuk memastikan kualitas racikan kopinya, Setyo yang menyebut dirinya belajar secara otodidak dalam meracik dan menyeduh kopi ini. Tak segan mengajar dan menegur 2 orang karyawannya apabila melakukan kesalahan sedikit pun dalam meracik kopi dan menyajikannya kepada customer,  utamanya dalam membentuk latte art atau motif diatas ampas kopi, "Saya orangnya perfeksionis dan mentolerir keslahan sedikitpun, karena kepuasan pelanggan adalah nilai mutlak yang harus saya dapatkan sebagai seorang pengusaha kopi," tegasnya.
Menurutnya berjualan kopi adalah sebuah seni, maka tak heran apabila dirinya tak terlalu memusingkan masalah omset penjualan kedainya. Yang dikatakannya dalam sebulan bahkan tak sampai 4 juta, "Ini bagian dari proses, ramai sepinya kedai kopi ini adalah hal yang biasa, yang penting bisa terus melihat orang menikmati kopi racikan saya itu yang membuat saya puas, masalah omset Insya Allah rejeki tidak akan tertukar, asal kita jujur," tuturnya.
Terkait dengan gelarnya sebagai seorang magister keperawatan medical bedah, dikatakan Setyo apabila selama ilmunya masih ada yang membutuhkan dia tak menutup kemungkinan untuk kembali kedunia medis atau akademik yang telah lama digelutinya, "Saat ini saya menikmati ini dulu, karena peran sebagai tenaga pendidik hingga saat ini belum dihargai dengan layak," tandasnya.(uje)


No comments:

Write a Comment


Top